BARUS ; NEGERI SERIBU CAHAYA.
Apa alasannya Barus dinamai dengan julukan "Kota Seribu Cahaya" ?
Karena simbol-simbol Kandil, kande, lampu, lentera, pelita yang terpahat di nisan-nisan Barus, ternyata jumlahnya sangat banyak. Dan Formulasi simbol-simbol lampu / lentera di Barus ini berbeda di daerah lain.
Kandil (dari kata bahasa Latin: candēla) merujuk kepada lima malam suci Islam, terkait dengan kehidupan Nabi Muhammad, saat menara-menara Masjid diterangkan dan shalat-shalat khusus dilakukan, sebuah tradisi yang bermula sejak zaman Sultan Utsmaniyah Selim II pada abad ke-16, yang menerangi menara-menara Masjid pada masa itu.
Nama "Kandil" berasal dari kata Arab; qindīl yang artinya lilin atau tempat lilin.
Salah satu pola hias yang cukup banyak di dapati pada nisan-nisan makam di Barus adalah motif hias lampu / lentera. Hal ini dikaitkan dengan simbol dari Tokoh yang dimakamkan, yakni sebagai "PENERANG" dalam Agama, seperti yang digambarkan dalam Surat An-Nur ayat 35.
Hiasan yang terdapat pada suatu benda, tidak semata-mata hanya merupakan hiasan. Terdapat makna-makna berisi pengharapan baik yang dipahatkan pada bidang tertentu dengan harapan si empunya hiasan dan makhluk lainnya berhasil mencapai makna apa yang diharapkan. Benda-benda yang umumnya dilengkapi dengan hiasan yang mengandung makna simbolis antara lain adalah benda pusaka, benda-benda yang bersifat keagamaan atau kepercayaan.
Merujuk pada makna dari Surat An-Nur ayat 35, besar kemungkinan bahwa nisan-nisan yang menggunakan motif hias lampu atau lentera gantung adalah merupakan para Ulama dan Auliya yang membimbing umat kepada Cahaya Allah.
Beberapa sampel Gambar "Motif Kandil" yang terpahat di nisan-nisan Barus.
Barus, Selasa 12 Dzulqo'dah 1445 / 21 Mei 2024
______________________
Santri Jalanan
#BarusNegeriSeribuCahaya
#barus
#nisanbarus
#MuhibbinAuliyaBarus
#RahmatFauziAlbarusi
#kandil